Kalian suka menulis? Sudah menulis apa saja? Pernah menulis cerpen? Atau malah belum tahu dengan yang namanya cerpen? Menurut Kokasih (2004:431) Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam Cerita Pendek dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Sedang, menurut H.B. Jassin Cerpen itu cerita yang harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.
Cerpen sendiri berasal dari singkatan kata ‘Cerita Pendek’. Cerpen pada dasarnya cerita yang harus selesai dibaca sekali duduk (berkisah 1-2 jam). Namun, bukan berarti karena pendeknya setiap tulisan cerita semua cerita pendek bisa dikatakan sebuah cerpen. Setiap cerita pendek harus memiliki beberapa kriteria tertentu untuk bisa dikatakan sebagai sebuah cerpen. Cerpen minimal harus memiliki tiga bagian dalam komposisinya, antara lain perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian.
Lebih lanjut mengenai hal itu, mengutip Nyoman Tusthi Eddy, Bambang Sadono SY (dalam Buku Pintar Seorang Penulis pada bagian tulisan “Proses Penciptaan Cerita Pendek”) menerangkan bahwa cerpen ialah (1) hanya melukiskan kejadian/peristiwa; (2) waktu berlangsung kejadian tak begitu lama; (3) tempat kejadian berkisar antara satu sampai tiga tempat; (4) jumlah pelaku paling banyak lima orang; dan (5) watak pelaku tak dilukiskan secara mendalam.
Cerita Pendek (disingkat Cerpen) harus memiliki beberapa unsur, diantaranya:
Pertama, dilihat dari kualitas kata-kata dan halaman yang digunakan untuk satu cerpen. Ukuran yang lebih longgar dikatakan, cerpen ialah yang bisa habis dibaca dalam sekali duduk atau habis dibaca sambil minum teh. Akan tetapi ukuran ini sangat labil dan A. Bakar Hamid –ahli– lebih setuju ukuran dengan penentuan jumlah perkataan, sehingga yang disebut cerpen berkisar 500-10.000 perkataan.
Kedua, dilihat dari plotnya. Sebuah cerpen biasanya hanya punya satu plot dasar, tidak menggunakan plot samping atau anak plot, sehingga tidak terjadi degresi plot.
Baca Juga:
Mengesankan! Ini Dia Asal Muasal Cerpen Hingga Mendewa di Indonesia
Jangan Salah, Membaca Cerpen Ternyata Bermanfaat Lho. Ini Dia Manfaatnya!
Lengkap! 15+ Pengertian Cerpen Menurut Ahli
Simak Tips Berikut Ini. Inilah Teknik Membuat Cerpen Yang Benar
Kiat Menulis Cerita Ala-Ala (Terbukti Ampuh, Dijamin!)
Jangan Sampai Kelupaan. Unsur-Unsur Pembentuk Ini harus Ada Dalam Sebuah Cerpen
Kenali Ragam Cerpen Sebelum Memutuskan Membuatnya
Ketiga, dilihat dari perwatakannya. Pada cerpen tidak mungkin terdapat banyak watak. Biasanya, dalam cerpen hanya terdapat satu watak atau dua watak saja. Perkembangan watak sukar dilakukan, karena yang dilukiskan dan muncul dalam cerpen hanya salah satu fase saja dari kehidupan tokoh. Tak mungkin cerpen menceritakan dan melukiskan watak tokoh dari lahir hingga meninggal dunia. Selain itu, bagian dilukiskan mungkin hanya saat si tokoh bersanding di lantai pelaminan, saat ia ditabrak mobil, atau ketika sedang berpidato di atas podium dalam suatu rapat raksasa menghadapi pemilu atau pilkada.
Keempat, dilihat dari kesannya. Kesan sebuah cerpen haruslah satu. Hal ini disebabkan temanya tidak luas dan plotnya tidak bercabang-cabang. Dari kesan yang satu itulah pembaca mencari dan menemukan pesannya.
Menulis cerpen boleh dibilang gampang-gampang susah. Gampang karena tidak memerlukan waktu yang lama dalam penulisannya. Susah karena banyaknya penggunaan kata yang dibatasi. Biasa berkisar kurang dari 10.000 kata. Cerpen sangat jauh lebih sederhana dibandingkan dengan novel dalam hal cerita maupun kekompleksitasan jalan ceitanya.
Cerpen sendiri bisa dikategorikan menjadi 2 bagian menurut kadar motivasi penulisannya, yaitu cerpen pribadi dan cerpen komersial. Cepen pribadi biasa dibuat untuk konsumsi sendiri atau biasanya terbatas pada kalangan sendiri. Sedang, cerpen komersial cerpen yang dibuat benar-benar untuk dipulikasikan kemudian dikonsumsi masyarakat luas. Intinya sama, hanya target pembacanya saja yang berbeda.
Dalam menulis cerpen dibutuhkan langkah-langkah dalam proses pembuatannya –pada dasarnya sama untuk semua jenis karya tulis– supaya cerpen tersebut benar-benar enak dibaca dan dapat memberikan kesan tersendiri kepada yang membacanya. Menurut pengalaman pribadi penulis (melalui materi yang disampaikan dosen penulisan) menulis itu setidaknya harus melalui 4 tahapan, antara lain Invention, Drafting, Revising, dan Publishing. 4 tahapan ini bisa kalian ikuti jika ingin membuat cerpen yang baik dan benar.
Invention
Invention atau invensi ini merupakan tahapan awal dalam sebuah penulisan. Invensi berarti mencipta, menemukan, menggali, berinovasi, dan sebagainya. Terkait sebuah tulisan, yang harus digali yaitu tema. Tema apa yang ingin ditulis dan dijadikan sebagai sebuah cerita. Tema ini merupakan hal yang utama dan terpenting. Bohong saja jika ingin menulis tetapi tidak ada tema apa yang ingin dituliskan. Tema bisa digali dari mana saja dan dengan cara apa saja. Proses mengamati merupakan suatu hal yang biasa dilakukan untuk menemukan tema. Setelah tema didapat kemudian kerucutkanlah tema tersebut menjadi sebuah topik tulisan karena pada dasarnya tema itu masih bersifat luas.
Drafting (Writing)
Setelah menemukan tema dan menentukan topik, mulailah menulis. Tulis saja dulu apa yang ada dalam pikiran kalian. Pada tahap ini jangan pikirkan dulu kesesuaian kata, ejaan, tanda baca, dan kebahasaan yang lainnya. Mengalir saja, tuangkan semua imajinasi kalian ke dalam sebuah tulisan.
Revising
Setelah tulisan selesai dibuat jangan buru-buru untuk mempublikasikannya. Perhatikan lebih dalam tulisan yang telah kalian buat itu, cermati secara seksama. Pasti ada kesalahan dalam pengetikan tulisan itu. Perhatikan kesesuaian tema dan topik dengan tuisan. Buat cerita atau tulisan itu mempunyai alur dan terstruktur dengan baik. Pada tahap ini perhatikan penggunaan-penggunaan kata dan bahasa, pemenggalan kata, penggunaan kata-kata asing, kapitalisasi, dan lainnya. Jika lupa ataupun ada yang terlewat, kalian bisa memlihat draft yang telah kalian buat. Jangan memaksakan tulisan harus selesai dalam sekejap waktu, jika pikiran sudah lelah, tinggalkan tulisan itu. Pergi atau lakukan hal yang menyenangkan, hal itu sangat membantu supaya pikiran menjadi fresh kembali. Setelah, itu barulah kembali ke tulisan kalian.
Saran untuk mengamati tulisan, cetaklah ke dalam bentuk fisik. Sebab, jika dilakukan melalui layar monitor saja dirasa kurang efisien karena pandangan mata terbatas. Temukan galat yang ada dan jangan lupa tulisan itu sudah sesuai tidak? Per paragraf berkorelasi tidak? Kalian harus benar-benar cermati itu. Di penerbitan sendiri, proses ini dikerjakan oleh seorang editor. Ia yang bertanggung jawab mengenai keseluruhan isi tulisan (disebut juga naskah).
Publishing
Setelah tulisan kalian benar-benar bersih dari galat, barulah tulisan yang kalian buat itu bisa dikatakan layak terbit. Tulisan itu bisa kalim kirim ke penerbit misalnya atau diikutkan ke sebuah lomba bisa juga. Intinya sudah benar-benar bersih dari kesalahan. Salah sedikit saja bisa fatal. Contoh penggunaan kata “bisa” menjadi “bias” secara arti kata saja sudah sangat jauh berbeda sehingga kaliamatnya nanti menjadi rancu.
Bagaimana penjelasan di atas, bermanfaatkah? Lalu, sudah siapkah kalian untuk menulis cerpen? Mari menulis.
Penulis: Andro Satrio SG