Gelaran Asian Games ke-18 di Indonesia telah usai. Indonesia mengukuhkan dirinya di posisi 4 dari 44 negara yang berlaga dengan perolehan medali sebanyak 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Belum lagi 1 emas dan 1 perak dari cabor demonstrasi eSports (tidak dihitung di perolehan klasemen medali). Dengan hasil ini jelas di luar target awal. Indonesia sebelumnya hanya ditargetkan bertengger di posisi 10 besar dengan capaian minimal 16 medali emas.
Jelas ini menjadi prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Presatasi yang mungkin susah untuk Di luar dari kesiapan penyelenggara yang luar biasa, perjuangan atlet juga harus diacungi jempol. Hasil yang didapat ini tentu melalui proses panjang dan usaha sangat keras. Bagaimana cakapnya tiap-tiap pengurus cabor menyiapkan atletnya, ini merupakan bukti kesiapan yang matang.
Karena itu, sudah sepatutunya pemerintah memberikan ganjaran yang setimpal. Ya, benar saja pemerintah melalui Kemenpora mengapreasiasi betul-betul setiap atlet yang berlagi pada Asian Games kali ini. Sudah lama digaungkan bahwa peraih medali akan diberikan bonus, terbesar tentu mendali emas dengan bonus 1,5 M. Tapi bukan itu saja, bagi yang belum mengahasilkan medali pun tetap mendapatkan bonus. Besarannya berada di angka 20 juta.
Bukan cuma atletnya saja yang diberikan bonus. Pelatih dan asisten pelatih juga dapat. Nomialnya beragam, yang terbesar untuk pelatih dan asisten pelatih beregu yakni 600 juta untuk pelatih dan 300 juta untuk asisten pelatih.
Selain bonus uang tunai, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada para atlet peraih medali Asian Games berupa pengangkatan status sebagai pegawai negeri sipil dan bonus rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Selain itu, para peraih medali akan dikuliahkan secara gratis. Bagi yang masih SMA dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi akan disediakan beasiswa bidikmisi. Bagi sedang mengenyam pendidikan strata 1 baik negeri maupun swasta akan dibebaskan sepenuhnya dari biaya kuliah hingga lulus, begitu kira-kira janji Menristekdikti. Bukan cuma itu saja, baru-baru ini Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan siap untuk memberikan beasiswa. Beasiswa ini merupakan beasiswa pascasarjana yang dikhususkan untuk peraih medali emas Asian Games 2018. Belum lagi pihak-pihak swasta yang memberikan bonus kepada para atlet. Entah itu berupa uang, fasilitas, ataupun beasiswa.
Semua merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras, upaya, dan daya para atlet untuk mengharumkan nama bangsa. Mereka rela meninggalkan keluarga, kehidupan pribadinya, aktivitas rutinnya hanya untuk satu tujuan, membela merah putih.
Segudang bonus yang diberikan itu sangatlah bermanfaat bagi atlet. Bonus-bonus tersebut berguna untuk menjamin kesejahteraan atlet. Bisa digunakan untuk membeli hunian atau merintis usaha. Semua untuk menjamin hari tua.
Melihat hal tersebut, harusnya bisa menjadi lecutan motivasi. Bagaimana tidak, menjadi atlet sekarang ini sudah sangat diperhatikan. Hari tuanya pun diperhatikan. Masa depan atlet kini sangatlah terjamin.
Sayangnya, masih banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi atlet, tetapi tidak mendapat dukungan dari orang tua. Orang tua masih beranggapan menjadi atlet itu tidak menjamin kehidupan. Menjadi atlet itu ada batasnya, sehabis itu mau jadi apa.
Mindset-nya harus diubah sekarang. Menjadi atlet sekarang ini merupakan sebuah profesi yang sangat bisa digantungkan untuk keberlanjutan hidup. Kenapa? Ya itu tadi, benar-benar dijamin oleh pemerintah.
Memang benar atlet itu ada batas usianya, istilahnya ‘usia emas’. Tapi, pemerintah tidak tinggal diam. Selepas jadi atlet, mereka akan diberdayakan menjadi pegawai negeri ataupun bekerja di BUMN. Sembari bekerja tak juga harus lepas sepenuhnya dari olahraga yang sudah membesarkan namanya. Disamping menjadi pegawai bisa juga menjadi pelatih. Dengan semua itu sudah pasti kehidupan bisa lebih terjamin.
Jadi, jangan ragu lagi. Apalagi kalau sudah punya bakat, tidak usah khawatir lagi menjadi atlet. Kembangkan terus bakat sehingga bisa berprestasi. Untuk orang tua, biarkan anak-anak mewujudkan cita-citanya. Siapa yang tidak bangga coba, anaknya bisa mengharumkan nama negara. Jadilah para pengahrum nama bangsa. Semangat.
Penulis: Andro Satrio SG